Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan

Arti Lambang Daerah Kabupaten Karawang

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat sore sobat Baraya Kampungsawah. Semoga selalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat terus. Pada postingan kali ini adalah tentang Arti Lambang/logo Daerah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Arti Lambang Daerah Kabupaten Karawang
Gambar Logo Karawang.

"Warna Dasar Hijau, Padi dan Kapas" - Melambangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan yang senantiasa di wujudkan di Kabupaten Karawang

"Pintu Air" - Melambangkan Karawang sebagai daerah pertanian dengan diairi pengairan teknis.

"Butir Padi 17, Pintu 8, Tanaman Padi atau Rawa 45" - Melukiskan semangat juang dalam menegakkan Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Golok Lubuk" - Melambangkan semangat Kabupaten Karawang pantang menyerah dalam membela Tanah Air dan Bangsa.

"Bunga Kapas 10" - Melambangkan tanggal 10 Maulud Tahun Alif 1.555 (Th. Jawa) atau 10 Rabiul Awal 1043 H sebagai Hari Jadi Kabupaten Karawang.

"Alur Putih Empat" - Melukiskan bahwa Abad ke IV Kerajaan Tarumanegara telah menempatkan Sungai Citarum sebagai jalur Perhubungan.

(Peraturan Daerah Tingkat II Karawang Nomor 8 Tahun 1994)

Demikian, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KABUPATEN KARAWANG

Karawang adalah salah satu Provinsi di Jawa Barat. Secara geografis wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 070-02-1070-40 B dan 50-56-60-34 LS, termasuk daerah dataran yang relative rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 - 1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 %, 2 - 15 %, 15 - 40 % dan diatas 40 %.
KABUPATEN KARAWANG

Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, 3,73 % dari luas Propinsi Jawa Barat dan memiliki luas seluas 4 Mil x 73 Km, dengan komposisi penggunaan lahan tahun 2006 sebagai berikut :

  1. Pertanian Padi Sawah 94,075 Ha
  2. Pekarangan dan Bangunan 22,609 Ha
  3. Tegal/Kebun 12,300 Ha
  4. Ladang/Huma 7,705 Ha
  5. Penggembalaan Padang Rumput 10,460 Ha
  6. Hutan Rakyat
  7. Rawa
  8. Tambak 10,570 Ha
  9. Kolam/Empang 1,935 Ha
  10. Hutan Negara 10,650 Ha
  11. Perkebunan 0,793 Ha
  12. Kawasan Industri dan Zona Industri 2,459 Ha
  13. Lain-lain 1,239 Ha Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat sehingga sebagian besar lahannya dipergunakan untuk pertanian.

SEJARAH KARAWANG

Sekitar Abad XV Masehi, Agama Islam masuk ke Karawang yang dibawa oleh ulama besar Syeikh Hasanudin bin Yusup Idofi dari Champa yang terkenal dengan sebutan Syeikh Quro. Pada masa itu daerah Karawang sebagian besar masih merupakan hutan belantara dan berawa-rawa. Keberadaan daerah Karawang yang telah dikenal sejak Kerajaan Pajajaran yang berpusat di Daerah Bogor, karena Karawang pada masa itu merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting untuk menghubungkan Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan Galuh Pakuan yang berpusat di Daerah Ciamis.

Luas Wilayah Kabupaten Karawang pada saat itu, tidak sama dengan luas Wilayah Kabupaten Karawang pada masa sekarang. Pada waktu itu luas Wilayah Kabupaten Karawang meliputi Bekasi, Purwakarta, Subang dan Karawang sendiri . Setelah Kerajaan PaJajaran runtuh pada tahun 1579 Masehi, pada tahun 1580 Masehi berdiri Kerajaan Sumedanglarang sebagai penerus Kerajaan Pajajaran dengan Rajanya Prabu Geusan Ulun. Kerajaan Islam Sumedanglarang, pusat pemerintahannya di Dayeuhluhur dengan membawahi Sumedang, Galuh, Limbangan, Sukakerta dan Karawang.

Pada tahun 1608 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya Ranggagempol Kusumahdinata. Pada masa itu di Jawa Tengah telah berdiri Kerajaan Mataram dengan Rajanya Sultan Agung (1613 - 1645). Salah satu cita-cita Sultan Agung pada masa pemerintahannya adalah dapat menguasai Pulau Jawa dan mengusir Kompeni (Belanda) dari Batavia. Ranggagempol Kusumahdinata sebagai Raja Sumendanglarang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Sultan Agung dan mengakui kekuasaan Mataram. Maka pada Tahun 1620, Ranggagempol Kusumahdinata menghadap ke Mataram dan menyerahkan kerajaan Sumedanglarang di bawah naungan Kerajaan Mataram. Ranggagempol Kusumahdinata oleh Sultan Agung diangkat menjadi Bupati (Wadana) untuk tanah Sunda dengan batas-batas wilayah disebelah Timur Kali Cipamali, disebelah Barat Kali Cisadane, disebelah Utara Laut Jawa, dan disebelah Selatan Laut Kidul.

Pada Tahun 1624 Ranggagempol Kusumahdinata wafat, dan sebagai penggantinya Sultan Agung mengangkat Ranggagede, Putra Prabu Geusan Ulun. Ranggagempol II, putra Ranggagempol Kusumahdinata yang semestinya menerima tahta kerajaan, merasa disisihkan dan sakit hati. Kemudian beliau berangkat ke Banten untuk meminta bantuan Sultan Banten agar dapat menaklukkan Kerajaan Sumedang larang dengan imbalan apabila berhasil, maka seluruh wilayah kekuasaan Sumedanglarang akan
Diserahkan kepada Banten.

Sejak itu banyak tentara Banten yang dikirim ke Karawang terutama di sepanjang Sungai Citarum, di bawah Pimpinan Sultan Banten bukan saja untuk memenuhi permintaan Ranggagempol II, Tetapi merupakan awal usaha Banten untuk menguasai Karawang sebagai persiapan merebut kembali pelabuhan Banten yang telah dikuasai oleh Kompeni (Belanda), yaitu pelabuhan Sunda Kelapa. Masuknya tentara Banten ke Karawang beritanya telah sampai ke Mataram. Pada Tahun 1624, Sultan Agung mengutus Surengrono (Aria Wirasaba) dari Mojo Agung, Jawa Timur untuk berangkat ke Karawang dengan membawa 1000 Prajurit dengan keluarganya, dari Mataram melalui Banyumas dengan tujuan untuk membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik dengan membangun gudang-gudang beras dan meneliti rute penyerangan Mataram ke Batavia.

Langkah awal yang dilakukan Aria Surengrono adalah dengan mendirikan 3 (tiga) Desa yaitu Waringinpitu (Telukjambe), Desa Parakansapi (di Kecamatan Pangkalan yang sekarang telah terendam Waduk Jatiluhur) dan Desa Adiarsa (Sekarang ternlasuk di Kecamatan Karawang Barat), dengan pusat kekuatan di ditempatkan di Desa Waringinpitu. Karena jauh dan sulitnya hubungan antara Karawang dengan Mataram, Aria Wirasaba belum sempat melaporkan tugas yang sedang dilaksanakan kepada Sultan Agung. Keadaan ini menjadikan Sultan Agung mempunyai angqapan bahwa tuqas yang diberikan kepada Aria Wirasaba gagal dilaksanakan.

Demi menjaga keselamatan Wilayah Kerajaan Mataram sebelah barat, pada tahun 1628 dan 1629, bala tentara Kerajaan Mataram diperintahkan Sultan Agung untuk melakukan penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia. Namun serangan ini gagal disebabkan keadaan medan yang sangat berat. Sultan Agung kemudian menetapkan Daerah Karawang sebagai pusat logistik yang harus mempunyai pemerintahan sendiri dan langsung berada dibawah pengawasan Mataram serta harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang cakap dan ahli perang sehingga mampu menggerakkan masyarakat untuk membangun pesawahan guna mendukung pengadaan logistik dalam rencana penyerangan kembali terhadap VOC (belanda) di Batavia.

Pada tahun 1632, Sultan Agung mengutus kembali Wiraperbangsa Sari Galuh dengan membawa 1.000 prajurit dengan keluarganya menuju Karawang. Tujuan pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik sebagai bahan persiapan melakukan penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia, sebagaimana halnya tugas yang diberikan kepada Aria Wirasaba yang dianggap gagal.

Tugas yang diberikan kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya langsung dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugrahi jabatan Wedana (Setingkat Bupati) di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama "Karosinjang".

Setelah penganugrahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram, Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang, namun sebelumnya beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya.Atas takdir IIlahi Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh. Setelah Wiraperbangsa Wafat, Jabatan Bupati di Karawang dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IV yang memerintah pada tahun 1633-1677.

Pada abad XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram, dengan raja yang terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak menginginkan wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin mempersatukan Nusantara. Dalam upaya mengusir VOC yang telah menanamkan kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu menguasai daerah Karawang, untuk dijadikan sebagai basis atau pangkal perjuangan dalam menyerang VOC. Ranggagede diperintahnya untuk mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka lahan-Iahan pertanian, yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi.
Tanggal 14 September 1633 Masehi, bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah, Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama, sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Karawang.

Berawal dari sejarah tersebut dan perjuangan persiapan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota pangkal perjuangan dan daerah lumbung padi Jawa Barat. Website Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang adalah http://www.karawangkab.go.id.

VISI KABUPATEN KARAWANG

  1. TERWUJUDNYA MASYARAKAT KARAWANG YANG SEJAHTERA
  2. MELALUI PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN DAN INDUSTRI
  3. YANG SELARAS DAN SEIMBANG BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA

MISI KABUPATEN KARAWANG

  1. MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PENDIDIKAN
  2. MENINGKATKAN CAKUPAN LAYANAN DAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT
  3. MENGEMBANGKAN EKONOMI KERAKYATAN PADA SEKTOR PERTANIAN DENGAN POLA AGROINDUSTRI YANG DIDUKUNG OLEH SEKTOR INDUSTRI LAINNYA
  4. MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
  5. MENINGKATKAN KUALITAS ANGKATAN KERJA DAN PELUANG KERJA
  6. MENINGKATKAN PELAYANAN, PEMBINAAN KEHIDUPAN BERAGAMA, KESADARAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
  7. MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAHAN KABUPATEN KARAWANG YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
  8. MENGUTAMAKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA SELURUH KEGIATAN PEMBANGUNAN
  9. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

KECAMATAN JAYAKERTA KARAWANG

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat adalah kecamatan tempat tinggal saya. Pada Postingan yang lalu saya juga pernah share tentang Desa tempat saya tinggal yaitu Desa Kampungsawah. Nah sekarang saya share tentang kecamatan tempat saya tinggal.
 
KECAMATAN JAYAKERTA KARAWANG

Kecamatan Jayakerta berada di wilayah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Secara Geografis Kecamatan Jayakerta berjarak 35 Km dari Ibukota Kabupaten yang terletak di daerah pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian ± 3 meter dari permukaan laut, temperatur udara rata-rata 27°C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, curah hujan tahunan berkisar antara 1.100-3.200 mm/th. Luas Kecamatan Jayakerta adalah sekitar 41,24 Km². Desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Jayakerta ada 8 (delapan) desa, antara lain :
  1. Desa Kampungsawah. (Desa tempat tinggal saya hehehee....)
  2. Desa Ciptamarga.
  3. Desa Medangasem.
  4. Desa Kemiri.
  5. Desa Jayamakmur.
  6. Desa Makmurjaya.
  7. Desa Jayakerta, dan
  8. Desa Kertajaya.
Adapun batas wilayah Kecamatan Jayakerta adalah sebagai berikut:
  • Sebelah Utara : Kecamatan Cibuaya/Pedes.
  • Sebelah Barat : Kecamatan Tirtajaya/Batujaya.
  • Sebelah Selatan : Kecamatan Rengasdengklok.
  • Sebelah Timur : Kecamatan Pedes.

Visi Kecamatan Jayakerta adalah "Terwujudnya Kecamatan Jayakerta Sebagai Kecamatan Agraris Yang Maju dan Mandiri".

Misi Kecamatan Jayakerta adalah :
  1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
  2. Mengoptimalkan Fungsi Kecamatan sebagai fasilitator dan koordinator pembangunan di segala bidang.
  3. Menciptakan tata pemerintahan Kecamatan yang bersih dan berwibawa.
  4. Meningkatkan pembinaan terhadap segi-segi kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
  5. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan kerusatamaan gender.

Potensi wilayah Kecamatan Jayakerta terdiri atas lahan pertanian, dimana mata pencaharian utama masyarakat Kecamatan Jayakerta adalah bertani. Sumber Daya Manusia / penduduk, yang bila dibina dan diarahkan dengan baik akan menjadi objek pembangunan. Lahan sawah di Kecamatan Jayakerta merupakan sektor yang dominan, sehingga produksi padi menjadi salah satu unggulan di Kecamatan Jayakerta. Selain padi, hampir setiap pekarangan rumah di Kecamatan Jayakerta memiliki pohon jambu air / cingcalo, sehingga jambu air / cingcalo ini menjadi salah satu alternative penghasilan masyarakat. Selain padi dan jambu air, ada Minuman Herbal ini terdiri dari jahe instant, kunyit instant, kunyit putih instant serta jahe merah instant yang diproduksi oleh UKM di Kecamatan Jayakerta.

Alhamdulillah, untuk sektor Pendidikan di Kecamatan Jayakerta sudah ada PAUD, Sekolah Dasar Negeri, Madrasah Ibtidaiyah Swasta, Sekolah Dasar Swasta Islam, SMP Negeri, SMP Swasta, SMK Negeri (masih baru), SMK Swasta dan Madrasah Aliyah Swasta. Dan Kwartir Ranting Kecamatan Jayakerta mempunyai Bumi Perkemahan Pramuka yang terletak di Dusun Bubulak, Desa Medangasem.

Demikian gambaran singkat tentang Kecamatan Jayakerta tempat tinggal saya, semoga bermanfaat bagi yang sempat berkunjung ke Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyajiannya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
 
Home - Contact Us - Privacy Policy - Disclaimer - Peta Situs
Copyright © 2014. BARAYA KAMPUNGSAWAH
Baraya Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat, Indonesia - Supported by EkaIkhsanudin.Net